Dibanding netbook, istilah nettop mungkin kurang populer. Selain karena kehadirannya sedikit terlambat, sekarang memang jamannya perangkat komputasi yang portabel. Tak heran jika pilihan netbook lebih banyak dibanding nettop.
Masih agak bingung dengan istilah netbook dan nettop? Begini penjelasannya. Netbook adalah perangkat komputasi seperti notebook namun dengan ukuran layar yang lebih kecil. Contoh produknya adalah Asus Eee PC, MSI Wind, atau Axioo Pico. Sedangkan nettop adalah padanan netbook tapi berbentuk komputer desktop; juga dengan ukuran yang lebih mungil. Yang disasar adalah pengguna rumahan atau warnet yang membutuhkan komputer untuk keperluan sehari-hari dengan harga terjangkau.
Satu dari sedikit nettop yang ada di pasaran saat ini adalah Telebit Nucleom AG-100. Komputer ini kurang lebih sama seperti Nucleom AG-80 yang pernah kami muat Oktober 2008 lalu. Prosesornya masih menggunakan Intel Atom 230 berkecepatan 1,6GHz yang dibantu memori DDR2 berkapasitas 1GB. Sedangkan untuk penyimpanan data, disediakan harddisk SATA berkapasitas 100GB.
Karena ditujukan untuk segmen pemula, fasilitas yang disediakan PC ini terbilang sederhana. Jika menengok sisi belakangnya, cuma tersedia port USB (4 buah), ethernet, serial, dan paralel. Tidak ada koneksi berkecepatan tinggi seperti FireWire atau eSATA.
Nucleom AG-100 juga tidak menyediakan perangkat optik, sehingga cukup merepotkan jika data atau aplikasi favorit Anda berada di CD atau DVD.
Sebenarnya motherboard yang digunakan Nucleom AG100 ini memiliki beberapa slot ekspansi, seperti PCIe x16, PCIe x1, dan PCI biasa. Namun karena ukuran casing yang mungil, agak sulit untuk memasang fasilitas tambahan di slot ekspansi tersebut. Bicara ukuran, PC ini tingginya cuma 22cm dengan bobot 2,8 kg. Terasa mungil dan irit tempat sehingga Anda leluasa menempatkannya di mana saja.
Meski ukuran casingnya kecil, Telebit tidak menambahkan sistem kipas yang rumit di PC ini. Untuk mengalirkan udara ke luar, cuma digunakan kipas dari power supply dengan diameter sekitar 3cm. Alhasil, suara yang dihasilkan PC ini terasa minim dan nyaris tak terdengar. Penasaran dengan kefektifannya, kami mencoba melihat temperatur prosesor menggunakan software Everest. Hasilnya, prosesor mencatat temperatur 73oC pada beban penuh. Angka ini cukup tinggi, namun untungnya tidak mempengaruhi kestabilannya. Ini terbukti ketika kami beri beban penuh selama 24 jam, Nucleom AG-100 bisa melaluinya dengan lancar.
Dari sisi performa, prosesor Atom 230 yang menjadi andalan PC ini memang bukan untuk aplikasi kelas berat. Hal ini bisa dilihat saat melakukan proses encoding video yang nyaris mencapai 1 jam. Namun untuk aplikasi standar, performanya tetap bisa diandalkan.
Sumber: InfoKomputer