Dalam rancangan mereka, komputer tersebut memiliki kemampuan seperti manusia untuk memperbaiki dirinya sendiri. Kemampuan yang dimiliki manusia dengan proses regenerasi, menjadi inspirasi bagi tim peneliti untuk membuat platform ini. Ini berarti bahwa komputer ini pada dasarnya memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan fisik.
Jika ada kerusakan, sumber daya cadangan yang semakin cerdas langsung digunakan, mengalihkan tugas tertunda ke bagian lain dari jaringan. Jan Madsen, kepala tim peneliti, mengatakan, teknologi baru ini dinamakan “DNA elektronik” atau “eDNA”.
“Kami menciptakan komputer yang tidak membutuhkan CPU pusat. Sebaliknya, terdapat jaringan sel CPU yang lebih kecil dalam komputer ini. Sel-sel ini menerima ‘eDNA-frekuensi’, yang memprogram fungsi dan tugas yang dibutuhkan kepada mereka. Jika salah satu sel ini mati, sel lain mengambil alih tugas itu, “kata Madsen.
Sistem dalam komputer tersebut lebih stabil daripada komputer tradisional. Hal itu karena keseluruhan sistem itu tidak tergantung pada satu CPU tunggal.
Menurut koran Berlingske Tidende, NASA telah menunjukkan minat yang besar dalam proyek tersebut. NASA beranggapan teknologi ini dapat digunakan dalam memastikan peralatan mereka tidak akan mati di tengah misi. Saat ini, proyek tersebut sedang diuji oleh NASA di Jet Propulsion Laboratory, Amerika Serikat. Menurut rencana, hasil tes akan dirilis pada November mendatang. (Xinhua/YUS)