“Penerapan broadband secara cepat akan berdampak pada akumulasi sosial yang lebih tinggi,” kata Michael Bjarhov, Director Government & Industry Relations Ericcsonm, di Jakarta, Rabu.
Studi itu juga menunjukan bahwa setiap penetrasi broadband sebesar 10 % akan meningkatkan 1% dari produk domestik bruto (GDP). Penetrasi broadband yang merata akan berdampak pada sosial dan lingkungan seperti kemudahan akses pendidikan dan kesehatan.
Tingginya penggunaan ponsel pintar di Indonesia membuat Mobile Broadband kini menjadi faktor utama dalam konektivitas Internet. Ponsel pintar yang ada pun telah dijejalkan dengan jaringan GSM dengan kemampuan EDGE, WCDMA, HSPA hingga 3G untuk menjangkau sebagian besar negara dan menyediakan koneksi wireless.
LTE atau 4G merupakan evolusi teknologi lanjutan yang menyediakan data yang lebih cepat.
“Jaringan 4G belum dapat digunakan di Indonesia karena keterbatasan frekuensi dari setiap operator,” kata Kusuma Lienandjaja, Head of Marketing Ericsson Indonesia.
Kusuma menambahkan yang perlu diperhatikan bagi setiap operator tidak hanya kecepatan koneksinya tapi juga jangkauan broadband yang tidak merata.
“Kecepatan koneksi yang tinggi tidak cukup tanpa dibarengi coverage yang merata,” ujar kusuma.
Ian Koh selaku Head of Industry Verticals Practice, South East Asia & Oceania mengatakan pada masa depan semua teknologi akan berbasis Internet dan perusahaan harus siap menerima perubahan itu.
“Mereka harus siap mengikuti perubahan atau mereka akan tertinggal,” kata Ian.