Ixus? Ya, fisik kamera point-and-shoot 10 megapixel seri PowerShot ini sekarang serupa Ixus. Badannya menipis, rata, tanpa tonjolan grip yang dulu menjadi ciri khas seri PowerShot. Di satu sisi, ini menyenangkan karena kamera bisa dimasukkan ke saku baju atau tas kamera tanpa mengganggu. Namun ketipisan badan akibat absennya grip ini menyebabkan kurang mantapnya genggaman kamera. Agak sulit mengoperasikan kamera dengan satu tangan.
Mirip Ixus, PowerShot A2000IS meniadakan viewfinder—sesuatu yang bermanfaat, tetapi biasanya jarang dimanfaatkan. Sebagai gantinya, hadir LCD 3” yang menyita tigaperempat bagian belakang badan kamera. Di layar dengan sudut pandang yang lebar dari kiri ke kanan ini, segala sesuatunya tampak jelas dan jernih nyaris. Sayang di luar ruang pada saat matahari cukup terik, layar tersebut masih kurang mumpuni—sehingga kami kembali mendambakan adanya viewfinder.
Laiknya seri PowerShot tipe A, 2000IS bisa dioperasikan tanpa mengerutkan kening berkat fasilitas yang nyaris serba otomatis. Untuk bidikan serba otomatis, ada tambahan baru, yakni moda Easy (icon hati merah pada Dial Mode). Pada moda ini, semua pengaturan akan dilakukan kamera. Yang tersisa hanyalah pilihan untuk mengaktifkan/nonaktifkan blitz. O ya, terkait dengan blitz, waktu pengisian ulang blitz kini sudah lebih cepat, sekitar 4 detik.Kendati banyak pengaturannya yang otomatis, pengganti A720IS ini masih mengusung 11 kontrol manual. Semua menu dilabeli dengan jelas. Opsi fokus dan blitz bisa diakses langsung di lingkaran navigasi. Tekan bagian atas/bawah lingkaran untuk mengatur kecepatan ISO atau moda bidik burst/continuous. Sebuah submenu—untuk untuk menentukan kompensasi exposure, white balance, efek image, metering dan ukuran image/kualitas—muncul jika tombol Function/Set ditekan. Jika mau, tombol Print/Share ber-icon printer pun dapat disetel sebagai tombol pintas kompensasi exposure.
A2000IS, seperti namanya, dilengkapi sistem Image Stabilization (anti-guncang) yang pengaktifannya bisa dipilih antara continuous (selalu aktif), shot only (hanya saat tombol shutter ditekan) dan panning (saat melacak subjek yang bergerak). Ketika IS akti, kita bisa menggunakan kecepatan shutter yang lebih rendah untuk menghasilkan gambar yang cukup tajam. Namun memilih Continuous juga akan menyebabkan batere terkuras lebih cepat. Saat kami coba dalam kondisi normal, sepasang batere Alkaline ABC yang disertakan dalam paketnya mampu bertahan sampai 150 bidikan (JPG), plus satu menit klip video AVI.
Sistem IS kini juga didukung oleh teknologi sensor gerakan yang menaksir gerakan kamera atau subyek. Jika diaktifkan pada moda auto high ISO, ISO akan didongkrak tingkatan tertentu (80 – 800) tanpa menimbulkan terlalu banyak noise.
Apakah kamera ini responsif? Sekitar 1,5 detik setelah tombol On ditekan, kamera sudah siap dipakai. Untuk men-zoom sampai maksimal, dibutuhkan waktu sekitar 4 detik. Pada kondisi cahaya yang cukup, termasuk di dalam ruang, fokusnya, dengan bantuan focus-assist lamp, sangat cepat.
Kualitas hasil bidikan A2000IS cukup baik. Tidak terlihat adanya efek mata merah. Noise pun absen pada ISO 80 dan 100. Warna-warna terlihat lembut. Hasil bidikan malam harinya pun bagus. Demikian pula makro yang bisa dioperasikan pada jarak 1cm dari subjek.
Sumber: InfoKomputer